Pelajaran 11 Sekolah Sabat Triwulan II 2023

Sabtu, 3 Juni 2023.

METERAI ALLAH DAN TANDA BINATANG: BAGIAN 1.


Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Why. 14: 12, Ef. 2: 8- 10, Mat. 27: 45- 50, Why. 13: 15- 17, Why. 14: 4, Luk. 5: 18- 26.

AYAT HAFALAN: "Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya: 'Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka" (Wahyu 7: 2, 3).

Ketika kita mempelajari peristiwa akhir zaman sehubungan dengan tanda binatang, satu poin penting yang muncul adalah perbedaan antara bagaimana Tuhan bekerja dan bagaimana musuh jiwa bertindak.

Seperti yang telah kita pelajari, isu sentral dalam pertentangan besar antara Kristus dan Iblis berfokus pada kesetiaan, otoritas, dan penyembahan. Nubuatan yang menggambarkan kuasa binatang dalam Wahyu 13, tanduk kecil dalam Daniel 7, dan "manusia durhaka" dalam 2 Tesalonika 2 semuanya berbicara tentang kuasa yang merebut otoritas Allah, menuntut loyalitas, dan memperkenalkan sistem penyembahan palsu. Dan mereka melakukannya melalui penggunaan kekerasan, paksaan, dan kadang-kadang suap dan hadiah-semuanya untuk memaksakan penyembahan.

Sebaliknya, kasih adalah kekuatan motivasi yang besar dari kerajaan Allah. Daripada menyembah binatang itu, umat Tuhan menemukan sukacita terbesar dan kesenangan tertinggi dalam menyembah Dia. Mereka berkomitmen kepada-Nya karena mereka tahu betapa berkomitmennya Dia kepada mereka. Hanya ada satu hal yang akan menghalangi kita untuk menerima tanda binatang di akhir zaman- kasih kepada Yesus yang begitu dalam sehingga tidak ada yang dapat mematahkan pegangan kita pada-Nya.

Dalam pelajaran ini, kita akan mengeksplorasi tema-tema ini lebih lanjut.



Minggu, 4 Juni 2023.

Ketekunan yang Teguh.


Seperti yang telah kita lihat dalam Wahyu 14: 7, Allah memanggil semua orang untuk menyembah Sang Pencipta. Ini adalah pekabaran malaikat pertama. Dalam Wahyu 14: 8, Allah memperingatkan orang-orang tentang "Babel", sistem agama palsu yang berakar dari Babel kuno. Ini adalah pekabaran malaikat kedua.

Dalam Wahyu 14: 9, 10, malaikat ketiga memperingatkan agar tidak menyembah binatang itu. Malaikat itu berkata dengan suara nyaring, "Jika seseorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tandanya pada dahinya atau pada tangannya, ia sendiri juga akan minum dari anggur murka Allah."

Bacalah Wahyu 14: 12. Dua karakteristik apakah yang kita temukan dalam perikop ini tentang umat Allah di akhir zaman? Mengapakah keduanya penting?

Kata Yunani untuk "ketekunan" adalah hupomone, yang lebih baik diterjemahkan "ketekunan yang teguh." Tuhan akan memiliki umat akhir zaman yang setia kepada-Nya dalam menghadapi tentangan dan penganiayaan yang sengit. Melalui kasih karunia-Nya, mereka berdiri dengan ketekunan yang teguh, menjalani hidup yang berpusat pada Tuhan, dipenuhi kasih karunia, dan taat.

Menyembah Sang Pencipta (Why. 14: 7) bertentangan langsung dengan menyembah binatang (Why. 14: 9) dan menemukan ekspresinya dalam orang-orang yang menuruti perintah-perintah Allah dan memiliki iman kepada Yesus (Why. 14: 12). Konflik terakhir atas kesetiaan kepada Kristus atau kesetiaan kepada kuasa binatang ini berkisar seputar penyembahan, dan inti dari pertentangan besar antara yang baik dan yang jahat ini adalah hari Sabat.

Bacalah Roma 8: 1-4, Efesus 2: 8-10, dan Kolose 1: 29. Apakah yang bagian-bagian ini ajarkan kepada kita tentang hasil dari hidup oleh iman?

Hidup oleh iman, kita menerima kasih karunia-Nya, dan hidup kita diubahkan. Para pengikut Juruselamat yang berkomitmen tidak hanya akan memiliki iman "dalam" Yesus, mereka akan memiliki iman "dari'' Yesus. Kualitas iman akhir zaman Yesus akan menjadi milik mereka, dan mereka akan tetap setia, bahkan sampai mati, seperti yang Yesus lakukan.

Seberapa setia Anda dalam hal-hal kecil? Apakah yang dapat dikatakan kepada Anda tentang bagaimana Anda nantinya ketika pencobaan yang sebenarnya datang? (Lihat Lukas 16: 10).



Senin, 5 Juni 2023.

Perjuangan Alam Semesta.


Bacalah Matius 27: 45-50. Apakah yang diajarkan hal ini kepada kita tentang apa yang Kristus alami di kayu salib? Apakah yang Yesus maksudkan dengan bertanya kepada Allah mengapa Dia meninggalkan-Nya, dan bagaimanakah adegan ini membantu kita memahami apa artinya memiliki "iman Yesus"?

Digantung di kayu salib, diselimuti kegelapan, menanggung rasa bersalah, malu, dan menanggung penghukuman atas dosa-dosa dunia, serta terputus dari rasa kasih Bapa-Nya, Yesus bergantung pada hubungan yang Dia miliki dengan Bapa sepanjang hidup-Nya. Artinya, melalui kehidupan yang sepenuhnya bergantung pada Bapa, bahkan di saat-saat yang baik, Yesus telah dipersiapkan untuk saat-saat terburuk, bahkan salib. Juruselamat memercayai, bahkan ketika di sekeliling-Nya keadaan menuntut-Nya untuk ragu. Bahkan ketika tampaknya Allah telah meninggalkan Dia, Yesus tidak menyerah.

"Di tengah kegelapan yang mengerikan, yang tampaknya ditinggalkan Allah, Kristus telah memeras ampas terakhir dalam cawan malapetaka manusia. Pada saat-saat yang mengerikan itu Dia mengandalkan bukti penerimaan Bapa-Nya yang sampai sekarang diberikan kepada-Nya .... Oleh iman, Kristus menjadi pemenang"- Ellen G. White, Christ Triumphant, hlm. 277.

Iman Yesus adalah iman yang begitu dalam, begitu percaya, begitu berkomitmen, sehingga semua setan di alam semesta dan semua cobaan di bumi tidak dapat menggoyahkannya. Ini adalah iman yang percaya ketika tidak dapat melihat, percaya ketika tidak dapat memahami, bertahan ketika hanya ada sedikit untuk berpegangan. "Iman Yesus" ini sendiri merupakan anugerah yang kita terima dengan iman dan akan membawa kita melewati krisis ke depan. Ini adalah "iman Yesus" yang tinggal di dalam hati kita yang memungkinkan kita untuk menyembah Kristus sebagai yang tertinggi dan bertahan dengan tabah ketika tanda binatang dalam kitab Wabyu itu dipaksakan.

Namun, itu bukan sesuatu yang tiba-tiba muncul. Umat Allah belajar untuk hidup dengan iman, hari demi hari, sekarang. Di saat senang, di saat buruk, saat Allah terasa dekat, saat Allah tampak jauh- tidak masalah. "Orang benar akan bidup oleh iman" (Gal. 3: 11; lihat juga Hab. 2: 4). Waktu untuk persiapan adalah sekarang. Setiap pencobaan sekarang, jika bertahan dalam iman, dapat menghasilkan buah yang berharga dalam hidup kita.

Pikirkan tentang saat ketika hidup tampaknya runtuh di sekitar Anda dan semua yang Anda miliki adalah iman Anda. Bagaimanakah Anda bisa? Pelajaran apakah yang Anda pelajari? Apakah yang Anda alami yang dapat membantu orang lain yang mungkin mengalami hal serupa?



Selasa, 6 Juni 2023.

Menuai Apa yang Kita Tabur.


Nubuat tentang tanda binatang itu adalah tentang intoleransi agama, boikot ekonomi, penganiayaan, dan akhirnya keputusan kematian. Anehnya, itu juga merupakan pekabaran penyemangat. Bahkan di saat-saat terburuk, Tuhan akan menopang umat-Nya yang "menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus" (Why. 14: 12). Dan, di antara perintah-perintah itu, tentu saja, adalah yang keempat--Sabat hari ketujuh.

Nubuatan tanda binatang dalam Wahyu 13 memberi tahu kita tentang yang terburuk, puncak tertinggi, dari perang Iblis melawan Allah. Strategi pertamanya dalam hal ini adalah penipuan. Wahyu 13 menceritakan tentang waktu di masa depan ketika setan akan bekerja melalui kekuatan religiopolitik duniawi yang disebut binatang dan menggunakan paksaan.

Penganiayaan agama, tentu saja, bukanlah hal baru. Sudah ada sejak Kain membunuh Habel karena menyembah Allah dengan cara yang diperintahkan kepada mereka untuk beribadah (lihat Kej. 4: 1-8). Yesus berkata, penganiayaan akan terjadi bahkan kepada orang-orang percaya di abad pertama dan terus selama berabad-abad: "Waktunya akan datang," Dia memperingatkan, "bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah" (Yoh. 16: 2; lihat juga Mat. 10: 22, 1 Ptr. 4: 12).

Nubuatan tanda binatang adalah tentang mata rantai terakhir dalam rantai kefasikan ini. Seperti penganiayaan di masa lalu, itu dirancang untuk memaksa setiap orang untuk menyesuaikan diri dengan seperangkat kepercayaan tertentu dan sistem ibadah yang disetujui.

Bacalah Wahyu 13: 15-17. Apakah yang akan dihadapi umat Allah di akhir zaman dalam krisis terakhir?

Nubuatan itu mengatakan penganiayaan akan dimulai dengan sanksi ekonomi: "Tidak ada yang bisa membeli atau menjual" kecuali mereka memiliki "tanda". Ketika ini terjadi, mayoritas besar akan menyerah. Siapa pun yang menolak pada akhirnya akan ditempatkan di bawah keputusan kematian.

Iblis sedang mempersiapkan orang-orang yang mengaku Kristen yang berkompromi dalam hidup mereka untuk menerima tanda binatang ketika ujian terakhir datang kepada kita di masa depan. Kasih Tuhan bagi kita masing-masing akan menguatkan kita dan memelihara kita selama masa-masa sulit yang akan datang.

Bacalah Galatia 6: 7-9. Meskipun ini tidak ditulis dalam konteks peristiwa akhir zaman, mengapa prinsip di sana begitu relevan dengan masalah tentang tanda binatang dan bagaimana kita dapat tetap setia?



Rabu, 7 Juni 2023.

Mereka yang Mengikuti Anak Domba.


Bacalah Wahyu 13: 1, 2. Dari manakah binatang itu datang, dan siapa yang memberi binatang itu otoritasnya?

Kuasa binatang pertama dalam Wahyu 13 menerima kuasa, takhta, dan otoritas besarnya dari naga. Wahyu 12: 9 dan Wahyu 20: 2 mengidentifikasi naga itu sebagai Iblis. Iblis adalah musuh yang licik dan bekerja melalui kekuatan duniawi. Wahyu 12: 3- 5 mengatakan "naga" ini- setan- berusaha untuk menghancurkan "Anak laki-laki" segera setelah Dia lahir: "Anak laki-laki" ini kemudian "dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya." Ini, tentu saja, mengacu pada Kristus. Karena ingin menghancurkan Kristus, iblis bekerja melalui Herodes dan kekaisaran Roma. Pada akhir kehidupan Yesus, seorang Gubernur Romawi, Pilatus, menghukum mati Kristus, seorang algojo Romawi dengan kejam memakukan Dia di kayu salib, seorang tentara Romawi menikam Dia dengan tombak, dan tentara Romawi menjaga makam-Nya. Menurut Wahyu 13: 2, naga, iblis, yang bekerja melalui Roma kafir, akan memberikan takhta pemerintahannya kepada kekuasaan binatang yang muncul ini.

"Meskipun terutama mewakili iblis, naga, dalam arti sekunder, mewakili Kekaisaran Romawi .... Kekuasaan yang menggantikan Kekaisaran Romawi, yang menerima dari naga 'kekuasaannya, dan takhtanya, dan otoritasnya yang besar,' jelas adalah Roma kepausan"- The SDA Bible Commentary, jld. 7, hlm. 817. Sejarawan A.C. Flick menjelaskan bahwa "dari reruntuhan politik Roma, muncul Kekaisaran moral yang agung dalam 'bentuk raksasa', Gereja Roma--A.C. Flick, The Rise of the Medieval Church (1900) hlm. 150 seperti dikutip dalam The SDA Bible Commentary, vol. 7, halaman 817.

Bacalah Wahyu 13: 3 dan Wahyu 14: 4. Perbedaan apakah yang Anda lihat dalam ayat-ayat ini?

Berbeda dengan "seluruh dunia," yang mengikuti binatang itu, Tuhan akan memiliki umat yang akan "mengikuti Anak Domba." Seperti biasanya, itu akan berada di satu sisi atau yang lain, pihak Yesus atau lawan Yesus. Akan ada saat, seperti sekarang, tidak ada jalan tengah, tidak ada posisi netral. Tidak berkomitmen kuat kepada Yesus, secara sadar atau tidak, berkomitmen pada sisi lain.

"Dan kamu akan dibenci oleh semua orang demi nama-Ku. Tetapi dia yang bertahan sampai akhir akan diselamatkan" (Mat. 10: 22). Seberapa siapkah Anda untuk bertahan sampai akhir ?



Kamis, 8 Juni 2023.

Yesus: Satu-Satunya Perantara Kita.


Bacalah Wahyu 13: 4, 5. Tanda pengenal apakah dari kuasa binatang yang kita temukan dalam ayat-ayat ini?

Binatang Wahyu adalah kekuatan agama murtad yang bangkit dari Roma kafir dan tumbuh menjadi sistem penyembahan di seluruh dunia. Menurut Wahyu 13: 5, itu adalah kuasa yang menghujat. Dalam Perjanjian Baru, penghujatan adalah menyamakan yang dilakukan dengan menganggap sama seperti hak istimewa dan hak prerogatif Allah.

Bacalah Lukas 5: 18-26 dan Yohanes 10: 33. Apakah dua aspek penghujatan yang diidentifikasi oleh ayat-ayat ini?

Yesus dituduh menghujat oleh para pemimpin. Dalam kasus Yesus, tuduhan itu tidak adil karena Dia memiliki semua kuasa dan hak prerogatif Allah-termasuk hak untuk mengampuni dosa-dosa kita. Dan itu karena Yesus adalah Tuhan. Atau seperti yang Dia nyatakan dengan sangat kuat: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami?" (Yoh. 14: 9).

Sementara itu, 1 Timotius 2: 5 mengajarkan bahwa ada satu perantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Yesus Kristus. Sebaliknya, Gereja Roma mengajarkan bahwa imam adalah perantara antara Allah dan manusia berdosa. Tetapi karena imam sendiri adalah manusia berdosa, ia tidak dapat menjadi perantara kita karena ia juga membutuhkan seorang perantara. Penghujatan juga didefinisikan sebagai klaim seseorang sebagai Tuhan atau berdiri di tempat Tuhan. Berikut ini dua pernyataan dari sumber resmi Gereja Roma:

"Paus sangat bermartabat dan sangat diagungkan sehingga dia bukan manusia biasa ... dia adalah Allah di bumi"- Lucius Ferraris, "Papa," artikel 2 dalam bukunya Prompta Bibliotheca (1763), jld. 6, hlm. 25- 29.

Paus Leo XIII mengatakan, "Kami [para paus] memegang di bumi ini posisi Allah Yang Mahakuasa"- The Great Encyclical Letters of Pope Leo XIII (New York: Benziger, 1903), hlm. 193.

Klaim-klaim ini menjadi lebih relevan ketika kita memahami bahwa kata "anti", seperti dalam antikristus, tidak selalu berarti "melawan" tetapi juga bisa berarti "menggantikan". Oleh karena itu antikristus juga berarti "menggantikan Kristus". Berbicara tentang penghujatan !



Jumat, 9 Juni 2023.

PENDALAMAN.


"Dari sejak awal pertentangan besar di surga, sudah menjadi tujuan Setan untuk membuangkan hukum Allah. Untuk mencapai tujuan inilah ia mengadakan pemberontakan melawan Pencipta. Dan walaupun ia sudah dibuang dari surga, ia meneruskan perjuangannya di dunia ini. Menipu manusia, dengan demikian menuntun mereka melanggar hukum Allah, adalah tujuan yang tetap diusahakannya. Apakah ini dicapai dengan mengesampingkan seluruh hukum itu sekaligus atau dengan menolak salah satu ajarannya, hasilnya sama saja. Dalam upayanya untuk menghinakan hukum Ilahi, Setan telah memutarbalikkan doktrin-doktrin Kitab Suci, dengan demikian kesalahan-kesalahan telah dimasukkan ke dalam iman ribuan orang yang mengaku percaya pada Kitab Suci. Pertentangan terakhir antara kebenaran dan kepalsuan adalah perjuangan terakhir pertentangan yang sudah berlangsung lama mengenai hukum Allah. Peperangan yang sedang kita masuki ini ialah peperangan antara hukum-hukum manusia dan ajaran-ajaran Tuhan, antara agama Kitab Suci dengan agama dongeng"--Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld.8, hlm. 612.

Di seluruh Wahyu, penyembahan dan penciptaan tidak dapat dipisahkan. Esensi dari kontroversi antara yang baik dan yang jahat, dan isu-isu seputar tanda binatang itu, berkisar pada apakah Tuhan layak untuk disembah.

Seperti yang telah kita lihat, konsep Kristus sebagai Pencipta adalah inti dari penyembahan hari Sabat. Yesus secara konsisten menggarisbawahi pentingnya hari di mana Dia menyebut diri-Nya "Tuhan" (Mat. 12: 8, Markus 2: 28, Luk. 6: 5). Hari Sabat adalah pengingat kekal pada identitas kita. Itu mengingatkan kita tentang siapa kita sebagai manusia. Itu menempatkan nilai pada setiap manusia. Ini terus-menerus memperkuat gagasan bahwa kita adalah makhluk ciptaan, dan bahwa Pencipta kita layak untuk kesetiaan dan penyembahan kita. Inilah alasan mengapa Iblis sangat membenci hari Sabat. Ini adalah mata rantai emas yang menyatukan kita dengan Pencipta kita dan mengapa itu akan memainkan peran penting dalam krisis terakhir di akhir zaman.

Pertanyaan untuk Didiskusikan:

1. Apakah prinsip dasar di balik klaim otoritas binatang dari dalam laut? Dengan cara apakah sikap-sikap yang sama itu dapat tertanam di dalam hati kita tanpa kita sadari ?

2. Bagaimanakah Anda menanggapi mereka yang berargumen bahwa gagasan tentang iblis literal adalah takhayul primitif yang tidak dapat dianggap serius oleh orang-orang terpelajar, atau setidaknya orang-orang cerdas? Argumen apakah yang bisa Anda gunakan sebagai tanggapan ?

Posting Komentar

0 Komentar